Postingan

Kenangan Bernama Bara

Gambar
Namanya Kirana, orang-orang menyebutnya Rana. Hampir satu jam sudah ia menunggu di halte itu. Sunyi. Hanya ada bunyi klakson dan langit yang mulai meredup meninggalkan jingga yang perlahan pergi. Hari berikutnya, masih sama, ia masih saja menunggu di halte itu. Rana bilang, itu halte kesukaannya. Aku masih ingat suaranya. Suaranya khas. Tidak nyaring memang, tapi aku suka. Rana, dia gadisku saat usiaku 22 tahun. Pacar pertamaku. Dia gadis manis yang membuat aku tahu bahwa aku perlu memperjuangkan sesuatu yang berharga. Sayang, manusia hanya menerka, keyakinan terkadang berbanding terbalik dengan kenyataan. Hari itu, saat usiaku 27 tahun dan Rana 25 tahun. Tepat pada hari jadi tahun kelima kami. Aku pergi ke sebuah Toko perhiasan untuk membelikannya sebuah cincin. Aku ingin bertunangan saja dulu begitu pikirku. Setelah memilih sebuah cincin cantik lalu kuminta untuk dituliskan inisial huruf nama kami R&B. Aku lekas memacu mobilku segera sampai rumah untuk segera mandi d

Summary Punggung dan Lelaki Yang Sama

Gambar
Aku suka punggungnya. Diam-diam aku suka menangis di belakang punggungnya saat dia memboncengku di atas sepeda motor. Punggung dari lelaki yang sama. Lelaki yang aku hafal betul bagaimana bentuk tangan dan bahunya. Satu-satunya yang dapat meraihku. Meyakinkanku bahwa di setiap kesukaran selalu ada cara untuk bahagia. Entah bagaimana jalannya. Jangan bertanya kenapa aku suka sekali menangis. Jangan juga bertanya kenapa perempuan sulit sekali di mengerti. Kalau saja perempuan tahu bagaimana cara menaklukan apa yang dirasakannya. Dia pasti tidak akan menanyakan hal yang sama berulang kali saat aku terlihat murung dan menekuk wajahku. "Kamu kenapa?" Begitu katanya pelan Tapi, aku beri tahu, saat begitu perempuan hanya ingin lebih diperhatikan, dimanjakan, atau paling tidak duduklah saja di sebelahnya. Sebenarnya, perempuan hanya benci untuk sendiri. "Aku suka kamu peluk" begitu kataku padanya Aku suka dia peluk. Rasanya hangat. Terlebih aku tahu bahwa aku tidak u

Summary Untuk Pram

Pram, semenjak aku denganmu, kepalaku terisi penuh oleh apapun tentangmu. Memikirkanmu, setiap waktu yg kuhabiskan hanya kamu kamu dan kamu. Aku sampai mengulangnya tiga kali. Aku tak tahu apa ada kebaikan didalamnya. Memang cinta sebegini rumit? Ini cinta? Sungguh aku tak tahu ini rasa macam apa. Aku hanya mulai tahu, bahwa rasa saja tidak cukup. Kepalamu, kepalaku. Semua terasa sangat terasa sekarang. Ya, kita berbeda. Apa, hubungan yang baik itu harus satu paham dan satu kepala? Apa, pasangan yang baik itu tidak boleh marah dan cemberut? Apa, ketika kita pergi saat kesal itu berarti kita tidak saling peduli? Dan, Apa aku tidak boleh menangis, pram? Saat aku bilang aku lelah, aku hanya kesal. Tidak pernah benar-benar ingin jauh dan lepas darimu. Aku hanya, aku hanya, aku hanya mau kau lebih memerhatikanku, memanjakanku. Pram, aku perempuan. Begitu cara perempuan mencari perhatianmu, Kalau saja perempuan tahu cara untuk menaklukan apa yang dirasakannya, kau pun tak akan bilan

Summary 25 Hari

Gambar
Ini hari kedua setelah kita memutuskan untuk tidak bertemu dan tanpa kabar sedikit pun sampai hari ulang tahunku. Aku tak tahu persis apa kau benar-benar menyetujui ide konyolku. Kau hanya mengangguk, mungkin setuju atau mungkin terpaksa setuju. Ah entahlah, kadang aku tak mengerti atas sesuatu yang benar-benar kau ingin lakukan atau tidak. Jangan berusaha menyenangkan aku, jangan selalu mengikuti iramaku kalau tidak suka. Aku mungkin tak menyukai penolakan, tapi aku lebih tak suka kau melakukan apa yang tidak kau suka. “Gimana kalau kita nggak ketemu? Sehari, seminggu, atau setahun mungkin?” kataku padamu Entah apa yang ada didalam pikiranku saat itu, yang aku tahu aku menyayangimu. Itu saja. Tapi, aku ingin memberi jeda pada diriku sendiri. Mengistirahatkan hati yang terisi penuh oleh namamu. “Yaudah kalau mau kamu itu. Tanpa komunikasi? Tanpa apapun?”   tanyamu lagi “Iyaah...” jawabku perlahan “Sampai kapan?” tanyamu “Sampai hari ulang tahunku, kita ketemu

Summary di Bulan Maret

Gambar
Senja ini tanpa jingga Biru perlahan ditelan kelam Dan malam memulai memekat Aku bertanya, apakah kau benar nyata? Hujan ini berkawan duka Menyisakan rintik rintik sendu diujung rindu Hati berlari-lari mencari Ternyata ada kau disini Dan aku yakin aku akan baik-baik saja Aku ingin berkhianat pada sepi   Temanilah aku, duduklah disampingku Menelaah jauh tentang aku yang tak suka ramai Membisikanmu tentang langit   kepunyaanku Membunuh penat, Menghabiskan waktu bersamamu Tumbuh bersama, Menjadi dua anak manusia yang kita mau Maka, bolehkah aku memintamu untuk jangan pernah diam-diam meninggalkanku? Aku ingin tetap bersamamu Melewati waktu selagi kita masih mampu Menikmati senja meski berawan hitam   Meski aku mungkin tampak menyebalkan bagimu Meski aku seringkali membuat pundakmu berat dan pegal Meski aku seringkali merepotkanmu Meski aku seringkali menekuk wajahku saat aku kelelahan atau saat suasana hatiku sedang tidak ba